Kamis, 13 Januari 2011

PENTINGKAH CITY BRANDING DITERAPKAN DI KOTA MOJOKERTO ??


Seperti yang kita ketahui, di bawah sadar maupun di atas sadar, perkembangan kota-kota di Indonesia seperti menuju ke arah yang seragam dan mulai kehilangan ciri khas kedaerahan masing-masing. Pembangunan yang menunjang berbagai aktifitas bisnis modern, seperti mal, apartemen, gedung perkantoran atau apapun yang sejenis itu, menunjukkan bahwa kota-kota di daerah memiliki kecenderungan menjadi sama dengan kota-kota besar yang terlanjur mengadopsi kultur barat berkonsep metropolitan, megapolitan, gigapolitan (apapun namanya, minumnya tetep es teh manis.. haha.. oke cukup, kita kembali ke topik utama). Keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi menjadikan pengelola/manajer kota sangat terbuka terhadap masuknya modal, tanpa peduli bahwa modal bisa menggerus lokalitas atau nilai-nilai lokal (bukan lokalisasi!!).

Hal inilah yang juga saya rasakan tengah terjadi di Kota Mojokerto, kota kecil nan indah yang amat sangat saya cintai dari lubuk hati (maaf jika berlebihan). Pembangunan yang telah dan akan dilakukan, missalnya pembangunan hypermarket atau pusat perdagangan lain, saya rasa mulai merubah wajah Kota Mojokerto menjadi mirip kota-kota besar lain di Indonesia.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu konsep manajemen perkotaan yang baik. Salah satunya adalah dengan konsep City Marketing atau City Branding, yaitu dengan mencari, membentuk, dan kemudian menonjolkan identitas kota demi memasarkan kota tersebut. Bagaimanapun, manajemen perkotaan modern memerlukan sokongan investasi dan perkembangan, salah satunya dari pariwisata yang sehat. Untuk itulah dibutuhkan sebuah konsep marketing kota yang baik, termasuk branding dan positioning. Dalam rangka marketing, tentu saja tak salah seandainya sebuah kota menonjolkan suatu identitas unik yang terekspresikan dalam berbagai ranah, misalnya arsitektur dan tata kota, kegiatan kebudayaan, atau nilai tertentu lainnya.

Namun, yang perlu diingat, penggalian dan penonjolan identitas sebuah kota (City Branding) seharusnya tidak dilakukan semata-mata demi pemasaran. Identitas sebuah kota perlu digali dan ditonjolkan sebagai usaha pengingatan kolektif bagi warga kota tentang muasal proses menjadi mereka.

Sebelum melangkah terlalu jauh membahas mengenai city branding yang cocok diterapkan dan dikembangkan di Kota Mojokerto, alangkah baiknya jika kita mengetahui pengertian yang jelas mengenai konsep dari city branding terlebih dahulu. Berikut ini saya akan coba membahas secara singkat dan (semoga) jelas mengenai konsep dan langkah-langkah yang dilakukan dalam city branding.


CITY BRANDING :

Dalam dunia bisnis, Brand atau merk sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Makanya banyak perusahaan mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk dapat mempromosikan brand-nya ke masyarakat luas. Dengan kata lain agar brand-nya dapat menjadiBrand Equity.

Di sektor publik, diakui atau tidak, dengan penerapan otonomi daerah dan semakin nyata serta meluasnya trend globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berebut satu sama lain dalam hal:
- Perhatian (attention)

- Pengaruh (influence)

- Pasar (market)

- Tujuan Bisnis & Investasi (business & investment destination)

- Turis (tourist)

- Tempat tinggal penduduk (residents)

- Orang-orang berbakat (talents), dan

- Pelaksanaan kegiatan (events)

Oleh karena itu sebuah daerah membutuhkan Brand yang kuat. Secara definisi, City Brandadalah indentitas, symbol, logo, atau merk yang melekat pada suatu daerah.

Sebuah pemda harus membangun Brand (brand building) untuk daerahnya, tentu yang sesuai dengan potensi maupun positioning yang menjadi target daerah tersebut.


Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika suatu daerah melakukan City Branding, antara lain:

1. Daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan persepsi yang baik

2. Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific purposes)

3. Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan (events)

4. Dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi


LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT CITY BRANDING YANG KUAT

Brand atau merk yang legendaris dan mampu bertahun puluhan bahkan ratusan tahun, tidak muncul begitu saja. Tetapi mereka melakukan langkah-langkah yang terencana, jelas, dan berbeda dengan para pesaingnya.

Demikian juga agar mempunyai Brand yang kuat, sebuah daerah harus memiliki karakteristik khusus yang bisa dijelaskan dan diidentifikasikan. Misalnya tampak fisik kota, pengalaman orang terhadap daerah tersebut, dan penduduk seperti apa yang tinggal di daerah tersebut.

Langkah-langkah utama dalam membangun City Branding yang kuat adalah sebagai berikut:

· Mapping Survey; meliputi survey persepsi dan ekspektasi tentang suatu daerah baik dari masyarakat daerah itu sendiri maupun pihak-pihak luar yang mempunyai keterkaitan dengan daerah itu.

· Competitive Analysis; melakukan analisis daya saing baik di level makro maupun mikro daerah itu sendiri.

· Blueprint; penyusunan cetak biru atau grand design daerah yang diinginkan, baik logo, semboyan, ”nick names”, ”tag line”, dan lain sebagainya beserta strategi branding dan strategi komunikasinya.

· Implementation; pelaksanaan grand design dalam berbagai bentuk media, seperti pembuatan media center, pembuatan events, iklan, dan lain sebagainya.

Dari penjelasan singkat di atas, kesimpulannya adalah kota Mojokerto perlu melakukan City Branding, hal ini dilakukan agar Kota Mojokerto bisa makin dikenal, sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya makin meningkat tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal yang ada.

Nah, yang jadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana koncep City Branding yang cocok diterapkan di Kota Mojokerto? Hal inilah yang harus kita pikir, diskusikan dan kembangkan bersama, karena tiap warga Kota Mojokerto berhak dan (mungkin tidak) wajib berperan serta dalam pengembangan kota kita tercinta, baik dari jajaran bapak walikota beserta staff-nya sampai bapak “becak driver” beserta becaknya. BENAR DEMIKIAN??


Sumber : otonomidaerah.net



Dalam artikel selanjutnya, saya akan coba mengulas konsep city branding yang (mungkin) cocok diterapkan di Kota Mojokerto. Untuk saat ini, saya mohon kritikan dan masukan yang membangun yo rek. Matur nuwun!

3 komentar:

  1. wah,ulasan yang menarik nih mas..
    aku sebagai warga kota mojokerto yg baik,,hehe..pasti mau mojokerto gak kehilangan nilai-nilai lokal akibat dari pembangunan yang telah dan mungkin akan terjadi nanti..kalau menurutku city branding yang paling mudah dilakukan mungkin dengan mengembangkan alun-alun dan jogging track dengan menambahkan nilai-nilai lokal..maaf kalau ada salah-salah,,maklum pandangan orang awam..ditunggu postingan selanjutnya mas..

    alvian : warga mojokerto yang sedang mengejar mimpinya di surabaya

    BalasHapus
  2. terima kasih masukannya, penjelasan mengenai program city branding yang (mungkin) cocok diterapkan di mojokerto akan saya jelaskan lebih rinci di postingan selanjutnya..doakan saja supaya saya tidak malas menulis kelanjutan dari ini..hehe..

    BalasHapus
  3. mas aku mau tanya kalo teori membangun city branding yang kuat itu teorinya siapa ya? terima kasih mas.

    BalasHapus